LOS ANGELES, (PRLM). Pustakawan di salah satu
kampus di Los Angeles mengatakan meskipun fasilitas mereka berubah
dimana buku koleksinya akan dibuat dalam bentuk digital, buku cetak
masih akan bertahan untuk waktu yang lama.
Sebuah infrastruktur besar mengoperasikan perpustakaan di Universitas
California, Northridge. Di belakang layar, 13.000 tempat penyimpanan
buku ditumpuk setinggi 12 meter dengan sistem otomatis yang bisa
mengambil buku dalam hitungan detik.
Lebih dari satu juta buku dan seperempat juta jurnal berkala disimpan
di kampus di pinggiran kota Los Angeles itu. Katalog-katalog itu
digital dan para mahasiswa menggunakannya dalam studi mereka.
Perpustakaan itu juga menyimpan ribuan buku dan dokumen langka.
Mark Stover, dekan perpustakaan itu, mengatakan benda berharga
seperti sebuah catatan perjalanan pada abad ke-18 disimpan di
perpustakaan itu, sementara jurnal-jurnal akademik modern kebanyakan
dalam bentuk digital.
"Kemungkinan 90 persen dari jurnal yang kita berlangganan sekarang
datang dalam format elektronik. Dengan buku-buku dan monograf di sisi
lain, perpustakaan kami sedikit berbeda," demikian kata Mark Stover.
Sebagian besar buku baru di perpustakaan itu adalah dalam bentuk
kertas, dan mahasiswi biologi Lisa Ochoa lebih menyukainya, seperti
diungkapkannya, "Saya juga suka komputer, tapi saya lebih suka buku dan
kertas."
Sebuah upaya besar sedang dilakukan untuk mendigitalkan buku-buku itu
dan menyebarluaskannya. Koleksi perpustakaan itu juga mencakup bahan
arsip, seperti surat tulisan tangan dan koran bekas yang sudah lama.
Pustakawan digital, Steve Kutay membuat kode file dengan deskriptif
"metadata" memastikan bahwa mereka akan tetap dapat diakses. "Buku-buku
itu ada cadangannya dan bisa disimpan di luar perpustakaan. Mereka bisa
terlindungi dengan baik, tapi tidak berarti bagi kita jika 10, 20 tahun
lagi kita tidak tahu apa yang terkandung di dalam file tersebut,” kata
Steve Kutay.
Kepala layanan teknis perpustakaan, Helen Heinrich, mengawasi katalog
buku dan majalah baru, dan memindahkan buku yang telah diubah secara
elektronik. Dia mengatakan banyak universitas bekerja sama untuk
memastikan bahwa buku cetak tetap disimpan untuk sewaktu-waktu
dibutuhkan. Dia menjelaskan, "Seperti kita tahu, kita semua menjadi
begitu tergantung pada internet. Tapi bagaimana kalau ada serangan cyber
dan semuanya hilang dalam sekejap. Jadi kita akan tetap memiliki
salinannya."
Mark Stover mengatakan bentuk digital memberikan lebih banyak ruang
di perpustakaan dan kesempatan untuk mendesain ulang tata letak fisik
mereka, tetapi itu bukan konversi lengkap. Untuk buku, prosesnya
bertahap. Dia mengatakan banyak file digital tidak tersedia karena
penulis atau ahli waris penulis memegang hak cipta dan tidak mengijinkan
karya mereka disebarluaskan secara elektronik. (voa/A-147)***
sumber :
Pikiran Rakyat