• Bedah Buku Bangga Menjadi Pustakawan

    Berikut ini kami tampilkan dokumentasi kegiatan Bedah Buku "Bangga Menjadi Pustakawan" yang kami adakan ahir tahun lalu. Menghadirkan pembicara utama, Bapak Blasius Sudarsono (Mantan Kepala PDII-LIPI, Pemerhati Perpustakaan) dan Bapak Wiji Suwarno, M.Hum (Kepala Perpustakaan IAIN Salatiga, Penulis)

  • Pelantikan PD ATPUSI Bantul

    Hari Kamis, tanggal 17 Maret 2016 kemarin, ATPUSI DIY melakukan agenda Pelantikan Pengurus Daerah ATPUSI Kab. Bantul DIY. Bertempat di Balai Parasamya Kantor Bupati Bantul, DIY. Acara pelantikan ini dilakukan mulai jam 8.30 sd 12.00 WIB. Acara ini diikuti oleh sekitar 30 pengurus ATPUSI Kab. Bantul. Serta hampir 100 peserta yang terdiri dari Kepala Sekolah, Kepala UPTD, dan tentu saja para pustakawan sekolah se-Kabupaten Bantul.

  • Launching #KulonprogoOneSearch

    Sukses Besar. Pelantikan PD ATPUSI Kulonprogo sekaligus launching program #KulonprogoOneSearch oleh Wakil Bupati Kulonprogo, Drs. H. Sutedjo.

  • IASL 2013 di Bali

    ATPUSI sukses menyelenggarakan Konferensi Pustakawan Sekolah Internasional di Bali 26-30 Agustus 2013. 42nd Annual Conference of the International Association of School Librarianship (IASL)Incorporating the 17th International Forum on Research in School Librarianship

  • Sinergi ATPUSI DIY dan IPI DIY

    ATPUSI DIY untuk periode kepengurusan kali ini memang gencar melakukan konsolidasi. Baik secara internal maupun eksternal. Dan salah satunya adalah menjalin kerjasama dengan Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) DIY yang juga merupakan induk setiap organsisasi kepustakawanan di DIY.

Friday 24 June 2011

Perpustakaan Masih Tempat "Buangan"

Perpustakaan Masih Tempat "Buangan"
M.Latief | Latief | Selasa, 14 Juni 2011 | 10:43 WIB

TERKAIT:

Diduga Korupsi DAK, 52 Kepsek Diperiksa
Akhirnya... Perpustakaan UI Diresmikan!
Soal Perpustakaan pun Saling Lempar...
Parah...47 Kabupaten Tanpa Perpustakaan!

JAKARTA, KOMPAS.com - Program pengembangan minat baca dan perpustakaan belum dianggap prioritas oleh Pemerintah. Nyatanya, untuk melaksanakan visi "Terdepan dalam Informasi Pustaka, Menuju Indonesia Gemar Membaca" pagu anggaran 2012 yang ditetapkan oleh Bappenas dan Kementrian Keuangan tak lebih dari Rp 368 miliar atau berkurang 15 % dari anggaran tahun 2011.

Demikian diungkapkan anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi Golongan Karya Hetifah Sjaifudian, di Jakarta, Selasa (14/6/2011). Hetifah mengatakan, Komisi X pada 2012 ini akan menaikkan anggaran perpustakaan menjadi Rp 2,5 triliun.

"Sebetulnya minat baca generasi muda cukup tinggi, hanya saja, sarana dan bahan bacaan tidak tersedia. Jika harus membeli sendiri harga buku di Indonesia tergolong sangat mahal. Padahal, selain media belajar, buku juga merupakan sarana rekreasi," ujar Hetifah.

Setiap kota kabupaten, bahkan kecamatan dan desa seharusnya memiliki perpustakaan. Perpustakaan-perpustakaan tersebut pun sebetulnya tidak harus mewah.

"Terbukti banyak komunitas bisa membuat perpustakaan kecil-kecilan yang menarik," kata Hetifah.

Ia mengakui, banyak hal harus dirombak dan disempurnakan. Dari sisi aturan, undang-undang tentang perpustakaan belum memiliki aturan pelaksanaan berupa peraturan pemerintah (PP). Dari sisi kelembagaan juga belum ada koordinasi yang baik antara Perpusnas dengan Kementrian Pendidikan Nasional (Kemdiknas).

"Sumber daya pengelola di level nasional maupun daerah masih harus ditingkatkan kapasitasnya. Selama ini perpustakaan dikenal sebagai tempat 'buangan' yang tidak menarik, sehingga personil berkualitas enggan bergabung di sini. Itu kenyataan di lapangan," lanjut Hetifah.

Ia menambahkan, dilihat dari sisi desain tata ruang, kebanyakan perpustakaan juga tidak memenuhi syarat. Ruangan umumnya sempit, panas, dan berdebu. Yang tak kalah penting, kata Hetifah, koleksi bahan bacaan yang tersedia kurang bervariasi dan tidak menarik karena masih didominasi buku teks.

"Koleksi sastra sangat minim, apalagi buku bacaan untuk anak dan remaja. Teknologi penelusuran dan pencarian bahan juga perlu dikembangkan, karena bukan hal yang rumit. Harusnya sudah bisa online sebab ke depan itu perlu pemikiran-pemikiran kreatif dan inovatif untuk membangun perpustakaan dan minat baca masyarakat," tambah Hetifah.

Hetifah mengatakan, Panitia Kerja (Panja) Perpustakaan dan Minat Baca di Komisi X yakin bisa melaksanakan upaya tersebut. Hanya, syaratnya harus dimulai dengan menyusun strategi secara bersama-sama secara partisipatif dengan melibatkan masukan dari berbagai komponen masyarakat. (sumber : kompas)