Friday 22 January 2010

Perpustakaan Sekolah Masih Memprihatinkan

YOGYA Jumlah tenaga perpustakaan sekolah di Indonesia masih sangat jauh dari harapan. Hal tersebut juga sejalan dengan jumlah dan kondisi dari perpustakaan itu sendiri. Dimana hingga saat ini Indonesia masih belum menjadikan perpustakaan sebagai prioritas dalam pembelajaran.

Tim Pengembang Perpustakaan Sekolah Peningkatan Mutu Pendidik danTenaga Kependidikan (PMPTK), Wasis D. Wiyogo mengungkapkan, saat ini pemerintah memang belum memiliki program yang fokus untuk mengembangkan perpustakaan terutama dari segi tenaga perpustakaannya. Ini terlihat dari perbandingan tenaga yang dimiliki dan jumlah perpustakaan serta jumlah sekolah yang ada di Indonesia.

"Tidak bisa dibayangkan, dari 250 ribu sekolah yang ada di Indonesia, yang memiliki perpustakaan hanya 23 ribu saja. Sementara untuk tenaga pustakawan fungsional yang tersedia saat ini hanya 221 orang saja. Bisa dilihat jelas betapa kesenjangan begitu terjadi dari sisi jumlah tenaga pustakawan yang sangat kecil," ujarnya di sela seminar dan konvensi asosiasi tenaga perpustakaan sekolah di aula Disdikpora DIY, Sabtu (16/1).

Menurutnya, dengan kecilnya jumlah tenaga perpustakaan yang ada labih disebabkan karena kurangnya perhatian pemerintah. Baik dari segi dana untuk mengembangkan perpustakaan di sekolah-sekolah maupun kesejahteraan pegawainya.

"Fenomena yang terjadi sekarang, tenaga yang mengisi perpustakaan biasanya adalah guru yang prestasi mengajarnya buruk dan dibuang untuk mengurus perpustakaan. Dari segi kesejahteraan gajinya saja sangat jauh dari gaji guru yang mendapatkan sertifikasi. Jika keadaannya demikian, maka sangat kecil kemungkinan untuk memajukan perpustakaan sekolah," katanya.

Ia mengaku sangat pesimis untuk dapat mengembangkan tenaga pustakawan yang dapat memenuhi target untuk semua sekolah di Indonesia. Sebab kesenjangan yang ada sudah terlampau jauh dan sangat sulit untuk mengejarnya. Namun demikian, berbagai upaya tetap dilakukan untuk melakukan hal tersebut.

"Memang sangat sulit untuk mengisi kekosongan tenaga pustakawan yang jumlahnya ratusan ribu. Tetapi kini kami tengah mensosialisasikan Permendiknas nomor 25 tahun 2008 tentang standar tenaga perpustakaan sekolah. Diharapkan dari sini dapat mendorong percepatan peningkatan tenaga pustakawan agar menjadi prioritas di tiap sekolah," tuturnya.

Sementara itu, Kabid Pengembangan Perpustakaan Sekolah dan Perguruan Tinggi Perpustakaan Nasional RI, Lucya Dhamayanti menambahkan, selain jumlah perpustakaan dan tenaga yang kurang, saat ini keberadaan perpustakaan juga belum mampu memenuhi standar minimal kompetensi.

"Sekolah banyak yang tidak punya perpustakaan, kalaupun ada, yang memenuhi standar hanya sekitar 20 persen saja. Itulah yang akhirnya berimbas pada minimnya pustakawan. Ada baiknya, keberadaan perpustakaan itu juga dijadikan salah satu syarat dari akreditasi suatu sekolah agar setiap sekolah bisa memenuhi akan kebutuhan perpustakaan tersebut," imbuhnya. (Dikutip dari KRjogja.com) Sabtu, 16 Januari 2010 12:20:00
Share:

0 komentar:

Post a Comment